PENDIDIKAN SENI RUPA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Service Center

Telp: 0411-860837/860132

Email center

senirupa@unismuh.ac.id

Arabic Arabic English English French French German German Indonesian Indonesian Russian Russian Spanish Spanish
Arabic Arabic English English French French German German Indonesian Indonesian Russian Russian Spanish Spanish

Pameran Dengan Misi Kaligrafi 2021

Pengantar Kurator “Pameran Pandemik 21” (Pameran Dengan Misi Kaligrafi 2021)

Dr. Eko Sugiarto – (Universitas Negeri Semarang)

Terselenggaranya Pameran Seni Rupa Universitas Muhammadiyyah Makassar (UNISMUH) menunjukkan kolaborasi artistik dari karya-karya mahasiswa Seni Rupa Unismuh. Bagaimana tidak, karya-karya tersebut merepresentasikan ekspresi estetik di satu segi, dan kapasitas kreatif di segi yang lain. Pameran ini secara khusus hendak menyampaikan misi dakwah melalui seni. Tegasnya, karya-karya yang disajikan adalah karya yang “Islami” untuk menunjukkan kagungan Yang Maha Pencipta. Inilah implementasi yang amat nyata dari lembaga Muhammadiyyah sebagai lembaga keagamaan yang tetap berpihak pada kebudayaan, dengan kesenian di dalamnya, sebagai warisan Nusantara.

Untuk membedah esensi seni sebagai media dakwah, mari kita kaji lebih jauh secara konseptual, khususnya interelasi antara kesenian dan sistem kepercayaan (agama) di dalam sistem kebudayaan dengan merujuk pada Koentjaraningrat. Kesenian dan agama adalah dua subsistem yang tak terpisahkan dalam kebudayaan. Bahkan, tak jarang menjadi sarana atau media penghelai nilai-nilai ke-Islaman. Begitu pula sebaliknya, aktivitas keagamaan senantiasa dilaksanakan secara simbolik dalam suatu kebudayaan dengan berbalut kesenian.  Dengan demikian, kita bisa tegaskan, bahwa tidak ada satupun manusia di muka bumi ini yang tidak memiliki kebutuhan estetik, yang membedakan ialah selera estetiknya.

Seni dan agama, adalah dua subsistem dalam kebudayaan yang senantiasa beriringan. Keduanya bisa saja bertentangan secara prinsip, namun juga bisa seirama apabila diselaraskan untuk mencapai kesadaran ke-Esaan Allah Swt. Catatan penting yang perlu kita torehkan dalam pameran ini ialah ‘manusia memang dikaruniai kemampuan mencipta seni secara indah’, tetapi sejatinya Allah-lah sumber keindahan dari segala keindahan yang ada di muka bumi ini.

Para seniman muda di era milenium ketiga ini, terutama yang tengah belajar di perguruan tinggi Islam, umumnya terjebak dalam dua dilema: di satu segi wacana teoritis dan praktik kesenirupaan kontemporer yang senantiasa menggiring keliaran berekspresi seni dan membongkar dogma-dogma yang kaku dalam kesenian, di segi lain nilai-nilai keagamaan (Islam) adalah mutlak. Uniknya, kondisi yang dilematis tersebut tidak lantas menjadi penghambat para mahasiswa seni rupa UNISMUH dalam berkarya seni. Kondisi tersebut justru direspons secara kreatif melalui karya-karya apik yang dipamerkan. Ini sangat membanggakan. Sebagai ciri khas akademiknya, pameran seni rupa UNISMUH memang berkomitmen untuk mengusung dakwah dengan seni sebagai medianya. Ciri khas ini patut untuk dipertahankan sebagai jati diri sekaligus identitas seni rupa UNISMUH, yang membedakan dengan seni rupa di perguruan tinggi yang lain, yaitu “berekspresi estetik yang berbasis pada nilai-nilai keagamaan”.

Di akhir tulisan  ini saya tegaskan bahwa “kreativitas adalah kata kunci” sebagai modal individu sekaligus modal sosial. Seni rupa UNISMUH berhasil menumbuhkan ini sekalipun di tengah pandemic Covid-19 dengan penyelenggaraan pameran bernuansa Islam. Pameran ini layak untuk diapresiasi oleh kalangan penikmat seni, akademisi, atau pihak lain yang menaruh perhatian besar terhadap kesenian.

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on telegram
Telegram
Share on whatsapp
WhatsApp
NEWS