Program Studi S1 Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar terletak di Jalan Sultan Alauddin Makassar, berdiri pada tahun 2008 dengan dikeluarkannya surat izin Dirjen Dikti pada tanggal 16 Januari 2008 dengan nomor: 280/D/T/2008, serta terbitnya SK izin operasional pada bulan Agustus 2008 dengan No. 0280/D/T/2008. Dan telah diakreditasi setelah divisitasi oleh LAM-DIK (Lembaga Akreditasi Mandiri-Kependidikan) pada bulan November 2022. Kini Prodi S1 Seni Rupa telah membina kurang lebih 611 mahasiswa dengan kategori empat angkatan (2019-2022). Pendirian Prodi Seni Rupa dilatar belakangi oleh kecenderungan kebutuhan guru pendidikan seni yang minim khususnya di Sulawesi Selatan. Proporsi kebutuhan guru pendidikan seni budaya dalam pendidikan dasar maupun menengah tidak sebanding dengan keluaran sarjana pendidikan seni di Sulawesi Selatan pada khususnya. Apatahlagi perguruan tinggi penyelenggara pendidikan seni hanya ada di Universitas Negeri Makassar. Olehnya, dengan pendirian pendidikan seni rupa di Unismuh Makassar, maka pendistribusian tenaga kependidikan dapat memberikan solusi terhadap kekurangan guru di daerah ini. Perlu diketahui bahwa, penyelenggaraan program studi seni rupa Unismuh Makassar memiliki atmosfir dan orientasi religi yang menjadi basis utama dalam pembentukan karakter mahasiswa.
Program Studi Pendidikan Seni Rupa memiliki struktur untuk mengatur tata hubungan baik dengan pimpinan, dosen, karyawan, mahasiswa dan semua unsur yang mendukung. Mekanisme pengaturan tata pamong tertuang dalam Statuta Universitas Muhammadiyah Makassar dan Qaidah Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM). Di samping itu prodi juga memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang mengatur tentang pelayanan dan etika civitas akademika Prodi Pendidikan Seni Rupa. Pelaksanaan tata pamong dipantau oleh Gugus Penjamin Mutu (GPM) Prodi Pendidikan Seni Rupa FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar. Standarisasi penyelenggaraan program studi tersosialisasi melalui Statuta Universitas Muhammadiyah Makassar dan Qaidah Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM). Selain itu pihak prodi juga secara berkala melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi internal terhadap pelayanan penggunaan studio gambar/lukis, fotografi, patung, kriya (logam dan keramik), seni rupa pertunjukan dan perpustakaan.
Mahasiswa dan Lulusan
Mahasiswa yang memilih Program Studi Pendidikan Seni Rupa sangat bervariasi ditinjau dari asal sekolah maupun asal daerah. Sebagaian besar pendaftar berasal dari lulusan SMA/MA, namun terdapat pula pendaftar yang berasal dari lulusan SMK dan Diploma Dua (D2). Calon Mahasiswa berasal dari Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, Kalimantan, Papua dan Jawa. Sedangkan lulusan Program Studi Pendidikan Seni Rupa sampai saat ii belum memiliki lulusan, karena pendirian Program Studi Pendidikan Seni Rupa masih berusia empat tahun. Namun, dalam peningkatan lulusan yang akan dicapai diupayakan melalui bebagai kegiatan, diantaranya review kurikulum, Pelatihan pembelajaran inovataif, PTK, Pekerti, AA, Penyusunan Bahan Ajar, Penyusunan Garis-Garis Besar Rencana Perkuliahan (GBRP). Penyediaan media pembelajaran berbasis IT, laboratorium komputer, desain grafis, layanan berbasis digital termasuk penyediaan layanan hotspot, LCD, dan layanan sistem informasi akademik (SIMAK). Adapun kendala yang dihadapi antara lain adalah pemakaian laboratorium bersama dengan Prodi lain di FKIP Unismuh Makassar.
Sumber Daya Manusia
Dari segi kuantitas rasio dosen dengan jumlah mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa FKIP Unismuh sudah cukup memadai untuk melayani jumlah mahasiswa yang ada di Program Studi Pendidikan Seni Rupa. Namun demikian, pihak Institusi atau universitas memberikan kesempatan kepada Staf tenaga mengajar untuk melanjutkan pendidikannya pada jenjang S3. Hal ini, ditunjukkan dengan banyaknya dosen Program Studi Pendidikan Seni Rupa yang melanjutkan studi dan telah berkualifikasi doktor. Sedangkan tenaga pegawai yang ada di Program Studi Pendidikan Seni Rupa cukup memadai. Hal itu dilihat pada data tentang tenaga laboran/tehnisi/operator/programmer dan administrasi. Kendala dalam pengembangan tenaga laboran/tehnisi/operator/programmer, dan administrasi yaitu masih terbatasnya pelatihan-pelatihan yang diikuti.